PT. Clipan Finance Indoneia Terima Gadai BPKB Tanpa Prosedur

PT. Clipan Finance

"Demi Target, Nekat Palsukan Tandatangan Pemilik"

SURABAYA, KRIMINAL PLUS – Upaya peningkatan perbaikan management dan pemutakhiran teknologi informasi serta penyempurnaan strategi coorporate Clipan Finance dalam meningkatkan kinerja Perseroan, yang sudah berjalan beberapa tahun lalu, rupanya mulai terganjal oleh management Clipan Finance Indonesia, cabang Surabaya. 

Dimana sebagai perusahaan pembiayaan PT. Clipan Finance Indonesia, khususnya cabang Surabaya yang beralamat di Ruko Dipo Jl. Diponegoro 233 B, diduga tidak lagi mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 84 tahun 2006 TentangPerusahaan Pembiayaan Sebagai Regulasi Tunggal dalam Multifinance. Namun, yang dilakukan Clipan Finance cabang Surabaya justeru sebaliknya. Perusahaan pembiayaan ini berani menerima penggadaian BPKB dengan modus pembiayaan, dimana BPKB yang dijaminkan (red, gadai) dijadikan sebagai bukti dalam pembiayaannya. Apalagi dalam proses penjaminan BPKB tersebut diduga tidak lagi sesuai prosedur perjanjian kontrak dalam penjaminan BPKB.

Dimana dalam perjanjian kontrak penjaminan barang kepemilikan kendaraan ini masih dalam status Marital (red, harta bersama atau gono-gini) yang harus melibatkan keduanya yang berhak dalam kepemilikan harta tersebut (red, suami isteri).
Hal ini juga dikatakan Hariyanto, SH, M.Hum. MM, bahwa dalam perjanjian kontrak dengan jaminan harta bersama (red, rumah tangga) atau dalam status marital, harus sepengetahuan kedua belah pihak (suami isteri). “Perjanjian dianggap tidak sah apabila salah satu pihak (red, suami isteri) tidak mengetahui dalam perjanjian itu” terang Wakil Ketua DPC AAI (Asosiasi Advokat Indonesia) kota Surabaya.

Anehnya, PT Clipan Finance cabang Surabaya, nekat mencairkan pinjaman dengan jaminan BPKB, walaupun hanya seorang isteri yang bertanda tangan dalam perjanjian kontrak tersebut. Kejadian ini dialami Melanie Wandinata warga Sukomanunggal Surabaya. Pada pertengahan 2011 silam, Melanie menjaminkan BPKB mobil ke PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, cabang Surabaya. Dimana dalam menjaminkan BPKB mobil jenis Toyota Harrier Lexus dengan Nopol D 318 BK tersebut tanpa diketahui oleh suaminya. “Saat itu suami saya tidak tahu, tapi karena PT. Clipan Finance melalui marketingnya mengusahakan bisa dijaminkan walau tanpa suami saya, ya saya turuti aja”, ungkap Melanie saat ditemui dirumahnya. Bahkan, masih menurut Melanie dirinya tidak perlu repot datang ke Clipan Finance untuk melakukan perjanjian kontrak. “Saya tidak perlu repot datang ke Clipan untuk mengajukan pinjaman tanpa diketahui suami saya, buktinya bisa cair walau potongan administrasinya banyak”, lanjutnya.

Informasi yang dihimpun Kriminal Plus, bahwa penggadaian BPKB dengan modus pembiayaan yang dilakukan PT. Clipan Finance cabang Surabaya, dengan cara menggunakan Show Room mobil sebagai pemilik kendaraan. Dan kemudian BPKB dijaminkan ke Clipan Finance, seolah-olah BPKB tersebut sebagai jaminan dalam pembiayaan. Palsukan Tandatangan Terungkap adanya indikasi pemalsuan tanda tangan Edy suami Melanie dalam perjanjian kontrak, berawal saat Edy mengendarai mobil tersebut dengan seorang sopirnya. Tiba-tiba 4 orang bersikap kasar menghentikan mobil dan mencoba meminta paksa mobil tersebut untuk diserahkan.

Seorang dari empat orang yang belakangan diketahui suruhan PT. Clipan Finance cabang Surabaya ini langsung merangsek masuk kedalam mobil yang saat itu di naiki Edy dengan seorang sopirnya. “Saya kaget tiba-tiba ada sekitar 4 orang bersikap kasar menghentikan mobil saya dan berusaha meminta paksa, lalu yang seorang langsung masuk kedalam mobil” ungkap Edy kepada Kriminal Plus. Saat itu Edy sempat kebingungan dan menanyakan ada persoalan apa dengan mobil miliknya yang dibeli sejak tahun 2004 silam. “Mereka bilang saya punya tunggakan pembayaran mobil ini, kemudian saya ajak kerumah agar saya tahu persoalannya, karena saya tidak pernah berurusan dengan Clipan apalagi terkait pinjaman”, cerita Edy yang juga kecewa atas ulah orang suruhan PT. Clipan Finance yang mencoba melarang mobilnya masuk dalam garasi dan berteriak-teriak didepan rumahnya.

Setelah mengetahui duduk persoalannya, Edy dengan bijak mau menyelesaikan hutang jaminan BPKB yang dilakukan isterinya, tapi Edy juga minta tidak diberatkan dalam pembayarannya. Karena menurutnya PT. Clipan Finance juga bersalah memberikan pinjaman dengan jaminan BPKB tanpa sepengetahuan dirinya, bahkan setelah melihat isi kontrak perjanjian, ada tandatangan dirinya yang sengaja dipalsukan. “Saya tidak pernah tandatangan, tapi diperjanjian itu ada tandatangan saya, kan jelas itu palsu karena saya tidak pernah tandatangan” ungkapnya.

Sanggup bayar 100 juta ditanya soal kesanggupannya untuk menanggung nilai nominal ke PT. Clipan Finance, Edy menyanggupi hingga Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah). “Saya mau kalau untuk membeyar 100 juta, sisanya biar PT. Clipan Finance yang penuhi. Karena ini kan bukan kesalahan dipihak kami saja, PT. Clipan juga bersalah mau memberikan pinjaman tanpa sepengetahuan saya” harap Edy, biar semua bisa dijadikan pembelajaran baik keluarganya maupun PT. Clipan Finance. “Ya besok besok kalau cuma seorang isteri saja tanpa sepengetahuan suami lebih baik ditolak aja pengajuannya, atau saat pencairan seyogyanya melalui kantor yang bersangkutan dan diterima oleh suami isteri, biar dikemudian hari tidak ada persoalan", Pungkasnya.

PT. Clipan Finance Indonesia cabang Surabaya dikonfirmasi melalui Head Collection Burhan, membenarkan kalau Edy punya tanggungan atas keterlambatan angsuran atas BPKB miliknya hingga 9 bulan. “Kalau ada pemalsuan tandatangan, kita tidak tahu karena marketing maupun kepala cabang yang menangani saat itu sudah keluar semua” kilahnya.
Sekedar diketahui PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, cabang Surabaya sekarang ini juga sedang mengalami proses gugatan perdata di Pengadilan Negeri Surabaya. Hal ini dikatakan seorang karyawan PT. Clipan cabang Surabaya, “Kita ini lagi repot menghadapi gugatan perdata di PN Surabaya”, ungkap seorang karyawan yang berharap perkara dengan Edy bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus ke pengadilan. git/john